![]() |
Image Background provided by Facebook |
Dalam perkembangan selanjutnya, mass communication dianggap tidak tepat lagi karena tidak mencakup proses komunikasi yg komplit dan menyeluruh. Oleh sebab itu, penelitianpun dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton, Wilbur Schramm, Everett M. Rogers dan para cendekiawan lainnya, menunjukkan bahwa gejala sosial yg diakibatkan oleh media massa tidak hanya berlangsung satu tahap, tetapi banyak tahap. Gagasan tersebut dikenal dengan two-step flow communication dan multistep flow communication. Selain itu, pada aspek pengambilan keputusan atau decision making banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpesona dan komunikasi kelompok yg merupakan bagian atau kelanjutan dari mass communication.
Oleh sebab istilah mass communication yg dianggap tidak tepat lagi, maka di Amerika Serikat mulai muncul istilah communication science atau communicology sejak tahun 1940-an, dimana kebutuhan untuk mempelajari ilmu komunikasi secara mendalam sangat dibutuhkan baik oleh pelajar maupun pengajar dan para ahli.
Dan masih di tahun yg sama, sang ahli bernama Carl I. Hovland, mengemukakan pendapatnya tentang pendefinisian ilmu komunikasi sebagai "suatu upaya sistematis untuk merumuskan prinsip-prinsip secara ketat, yang dengannya informasi tersebut ditransmisikan, serta opini dan perilakupun terbentuk". Sedangkan untuk prosesnya sendiri, Hovland mendefinisikannya sebagai "sebuah proses dimana seorang individu (Komunikator) mentransmisikan perintah (biasanya menggunakan simbol verbal) untuk mengubah perilaku individu lainnya (Komunikan)".
Kemudian pada dua dekade selanjutnya, yakni tepatnya pada tahun 1967, terbit sebuah buku berjudul "The Communicative Arts and Science Speech" ("Pembahasan Seni dan Ilmu Komunikasi") oleh pengarang Keith Brooks, yg menerangkan bahwa communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi dari para cendekiawan di berbagai disiplin ilmu, memaparkan filsafat dari komunikasi itu sendiri, merupakan sebuah program (studi) sistematis yg mengkaji keabsahan teori, mengisi kekosongan ilmu pengetahuan, serta untuk menginterpretasikan, dan untuk menjembatani penemuan-penemuan pada displin ilmu atau studi-studi tertentu. Ilmu komunikasi menyediakan studi yg luas termasuk bagi ilmu komunikasi itu sendiri, tetapi juga tidak membatasi dirinya sendiri atas kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik dari setiap disiplin ilmu yg ada.
Demikianlah perkembangan ilmu komunikasi di dunia, yg kemudian secara bertahap menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk ke negara berkembang, dimana para cendekiawan dari berbagai negara menimba ilmu ke luar negeri dalam hal ini, ke negeri yg telah lebih dahulu meniliti tentang ilmu komunikasi itu sendiri, dan membawa pulang ilmu yg mereka dapat kembali ke negara asal masing-masing.
Sekian dan Terima Kasih telah membaca artikel "Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi Di Dunia" ini.
Salam...
Sumber Referensi & Inspirasi:
Buku berjudul "ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Praktek" penulis. Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., editor. Tjun Surjaman, Cetakan ke-21, Penerbit. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007. Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang.
Artikel Terkait:
Lihat Semua Artikel Disini
Sumber Referensi & Inspirasi:
Buku berjudul "ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Praktek" penulis. Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., editor. Tjun Surjaman, Cetakan ke-21, Penerbit. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007. Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang.
Artikel Terkait:
- Perubahan-Perubahan Paradigma Tentang Komunikasi dan Pembangunan Menurut Jan Servaes
- Kerangka Operasional Atau Operational Framework Dari Komunikasi Pembangunan Menurut Jack Lyle
- Makna Pembangunan Nasional Dikaji Dalam Buku "Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/90 - 1993/94"
Lihat Semua Artikel Disini
*Mohon Maaf jika ada kesalahan kata dan penulisan pada artikel